Tuesday, September 2, 2014

Produksi Media Cetak


MEDIA CETAK SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI

Media cetak dalam masa perkembangannya memiliki beberapa tahap, dalam bab ini yang ditekankan adalah asal muasal dan tahap-tahap perkembangan tulis cetak dalam sejarah yang secara historis dan empiris dialami oleh umat manusia.
Menurut The Oxford Companion to The English Language (Tom McArthur,1992) membagi pentahapan peradaban tulis-cetak umat manusia ke dalam empat tahap yang disebut sebagai "Communicative Shift" yaitu :
-          Tahap pertama. riset mengakui bahwa komunikasi sudah mulai sejak homo sapiens sapiens hidup pada 50.000 tahun yang lalu.
-          Tahap kedua. Kreasi dari penulisan umat manusia sudah dimulai. Seperti pengenalan tulis-cetak, pengenalan alfabet.
-          Tahap ketiga. Saat inilah Johhanes Gutenberg menemukan alat cetak pertama. Saat ini pula zaman renaissance dimulai. Banyak karya cetak besar yang dicetak dan diterbitkan pada masa ini.
-          Tahap keempat. Pada tahap ini terjadi revolusi percetakan dalam bidang auditory, visual, dan hybrid. Memasuki abad ke-19, perkembangan di bidang teknologi komunikasi itu massif dan luar biasa cepatnya.

Menurut Kronologisnya
Pada tahap yang paling awal, beribu-ribu tahun sebelum Masehi di Yunani, manusia menggunakan nyala api obor sebagai alat untuk berkomunikasi. Cara manusia berkomunikasi dan perkembangan alat komunikasi yang digunakan inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Yang membedakan antara manusia dan binatang ialah aspek berpikir. Itulah sebabnya, banyak pakar yang mengatakan, "Manusia adalah binatang yang berakal budi" (animal rationale). Karena itu, manusia baru genap menjadi manusia, jika ia berpikir
Sejak zaman dahulu kala sebenernya manusia sudah mengenal huruf-huruf, meski dalam bentuk yang paling sederhana. Jika mengenal huruf, manusia sudah bebudaya. Hasil produksi (pahatan, lukisan di dinding) tentu mengandung makna. Ada makna, ada simbol disana. Ada sesuatu yang hendak disampaikan dan dikomunikasikan. "Merupakan alat komunikasi khas manusia, yang oleh Bolinger disebut specific species. Artinya, hanya manusialah yang mempunyai bahasa lisan maupun tulisan sebagai alat komunikasi. Namun, bahasa bukanlah satu-satunyaalat bagi manusia untuk berkomunikasi.

Zaman Romawi Kuno
Pada zaman ini Julius Caesar memerintahkan supaya di Forum Romanum (pasar Roma) dipasasng papan pengumuman yang disebut dengan acta diurna atau catatan harian. Papan pengumuman pada acta diurna berupa informasi yang ingin dikomunikasikan dari penguasa kepada rakyatnya. Orang yang bertugas mengumpulkan informasi itu disebut diurnarius. Mereka adalah para budak, golongan rendahan, kaum orang yang tidak merdeka. Dari sini nantinya lahir istilah slave reporter , yang di Indonesia disamakan dengan "kuli tinta" untuk mengacu pada tugas mengumpulkan dan menyiarkan berita. Papan pengumuman di zaman Romawi kuno merupakan medium cetak yang fungsinya sebagai alat komunikasi massa. Namun, komunikasi yang masih searah, tidak ada hubungan timbal balik.

Gutenberg: Revolusi Percetakan
Kurang lebih 6.000 tahun yang silam, di zaman Babilonia dan Ninive (wilayah Irak selatan), di Asia Kecil sebenarnya sudah dikenal semacam buku, walaupun bentuknya masih sangat sederhana. Buku tersebut dibuat dari tanah liat yang dipanggang seperti halnya batu bata. Para ahli mernemukan di Ninive 25.000 lempeng tanah liat berbentuk segi empat yang telah dikeringkan, setiap lempeng berisi susunan garis-garis berupa paku, karena itu disebut juga sebagai "huruf", atau tulisan paku.
Manusia penghuni tepi Sungai Eufrat (Mesir) membuat buku diawali dengan memetik daun-daun papyrus, kemudian di permukaan daun itu diukir dengan huruf-huruf hieroglyp kemudian berkembang yaki memiliki lambang yang mempunyai makna tertentu berupa huruf kanji yang sekarang ini masih diteeruskan tradisinya oleh bansa Cina dan Jepang.
Tulisan dalam papyrus jika sudah penuh satu daun, maka disambung dengan daun yang lain dan lama-kelamaan sampai panjang bermeter-meter. Sementara itu orang Romawi menulis buku juga dalam bentuk gulungan. Namun, bahan yang digunakan menggunakan kulit domba atau kambing yang disebut dengan vellum.
Sementara itu, di India dan Indonesia menggunakan pohon palma untuk tulis-menulis dari daun lontar.
Berbagai macam hal digunakan sebagai alat untuk tulis-menulis akan tetapi, orang lebih mengenal apa yang dilakukan oleh Johannes Gutenberg, sebagai penemu teknologi cetak yang pertama. Boleh dikatakan, revolusi di dunia produksi media cetak dimulai ketika Gutenberg pada tahun 1440 menemukan mesin cetak sederhana. Penemuan Gutenberg merupakan titik awal yang menjadi inspirasi bagi penemuan-penemuan mesin cetak selanjutnya yang semakin hari semakin csnggih. Pada tahun 1884 seorang penduduk Baltimore, Ottmar Mergenhaler behasil menemukan jenis mesin linotype. Disusul kemudian dengan penemuan mesin cetak yang lebih modern, yakni mesin cetak silinder.

Nusantara

Di Indonesia nenek moyang kita sudah mengenal budaya tulis-cetak. Terbukti dari karya-karya pujanggan kerajaan Nusantara. Karya Mpu Prapanca, Nagara Kertagama merupakan bukti bahwa sejak awal bangsa Indonesia sudah melek huruf. Bukti lainnya dari zaman Kerajaan Kutai pada abad ke 5, sudah ada prasasti yanfg disebut sebagai "Batu Yupa" beraksara Pallawa dan berbahasa Sanskerra. Dengan demikian, kerajaan-kerajaan Nusantara sudah mengenal budaya tulis-cetak. 

No comments:

Post a Comment